Sabtu, 18 Januari 2014

PELANGI SETELAH HUJAN

PELANGI SETELAH HUJAN


Hai namaku Dhani, aku seorang siswa di Smp Puspanegara yang aku cintai ini.Aku duduk di kelas 7. Aku tinggal bersama papaku, adik dan kakakku. Mamaku sudah meninggal setahun yang lalu.
Tadi pas aku bermain basket, ada darah yang keluar dari hidungku. Sehingga membuatku merasa bingung. Ada apa yang terjadi denganku? Baru kali ini aku merasakan yang namanya mimisan. Aku berlari menuju kamar mandi belakang lapangan basket.
“Deandra, apakah
kamu baik-baik saja?” Temanku Riana bertanya Lalu, aku “Enggak, aku baik-baik saja kok” jawab ku sambil mengelap darah yang ada pada hidungku
Riana pun tidak
tahu kalau Deandra mimisan saat basket tadi.
Hari hari terus berlalu. Aku pulang sekolah berjalan kaki di trotoar. Entah mengapa diriku jatuh sendiri dengan cepat. Ya Allah apa yang terjadi padaku? Lalu aku ditolong oleh pria memakai seragam sama denganku.
“Makasih yah sudah bantuin aku” Jawabku tersenyum
“Iya sama sama boleh tau nama kamu siapa?” Tanya pria itu sambil balas senyumanku
Aku tidak bisa menjawabnya karena kakiku begitu sakit. Aku pulang ke rumah dengan keadaan selamat.

Pagi hari yang cerah. Aku sedang membaca buku di perpustakaan yang sudah disediakan disana. Aku terjatuh saat mengambil buku yang berada di atas rak.
“Kok jatoh? Cacat? atau disengajain buat cari perhatian? hahaha kasian sekali kau” Ejek erika dengan keegoisannya
Aku hanya bisa tersenyum dengan manis lalu aku bergegas ke kelas dengan keadaan yang biasa saja. Lalu, aku menulis diary ku dengan air mata yang jatuh membasahi pipiku. Tetap, aku masih tersenyum.

Dear diary
Dihina oleh Erika di perpustakaan. Ya Allah hapuskan penderitaanku ini.

Waktu terus berjalan. Setelah itu aku ke makam mamaku sendiri dengan membawa mawar yang sangat wangi.
“Ma, andai mama masih ada pasti aku bisa curhat ke mama seperti dulu dimana mama menciumku saat aku ingin tidur.” Ucapku sambil menangis

Aku pun jalan menuju ke rumah dengan badan yang basah kuyup karena hujan yang deras. Aku dimarahi oleh papaku dengan dibentak bentak dan dihina hina oleh adik dan kakakku. Ya Allah apakah ini yang dinamakan terus tersenyum? Penderitaan semua ini akan aku terima dengan senyuman, ketabahan dan kekuatan.
Aku berjalan mencari teduhan yang sejuk. Yang ada aku malah pingsan di jalan. Pria itu lagi membawaku ke rumah sakit. Aku masuk ke UGD yang ada di rumah sakit.
“Bagaimana dok keadaan teman saya?” Tanya pria itu sambil memegang jam tanganku yang jatuh
“Keadaannya
kritis, namun kanker ganas menyerang dia” Ucapdokter
Pria
itu menemuiaku di UGD dengan Sahabatku yang ada di sekolah.Mereka pun berdoa agar aku selamat dengan penyakit yang ganas.
Aku pun sadar dengan mata terbuka.
“Maafkan aku ya, aku harus pergi menemui mama. Ini kata kataku yang aku ucapkan terakhir. Aku sudah lelah Tegar, tersenyum dan kuat. Bukan aku berarti lemah. Mungkinkah ini yang dinamakan dengan penderitaanku. Semua kenangan yang kita lalui. Gak akan bisa aku lupakan walaupun aku sudah jauh di alam yang berbeda.” Ucapku dengan nada yang datar.

Scan pun bergaris hijau datar. Saatnya aku pergi menemui mamaku. Manusia hidup hanya sementara. Lalu, akan dibawa kealam yang berbeda. Bukan berarti membawa harta yang dimilikinya dibawa juga. Tetapi, yang dibawa adalah amal ibadahnya yang sudah dia lakukan di dunia.

Aku pun dimakamkan disebelah makam mamaku. Semua orang tahu kalau manusia itu tidak ada yang sempurna. Jika manusia telah meninggalkan dunia, yang selalu dikenang adalah namanya. Hujan bertanda bahwa bumi bisa menangis membasahi permukaannya. Tetapi tak selamanya hujan itu merugikan. Biasanya sehabis hujan itu terbitlah pelangi. Mengapa demikian? karena bumi ingin mencoba tuk tersenyum seperti bentuk pelangi yang setengah lingkaran. Seperti kehidupanku. Dengan ini aku menyatakan bahwa terbitlah pelangi sehabis hujan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar