Sabtu, 18 Januari 2014

HANYA AKU DAN TUHAN YANG TAU

HANYA AKU DAN TUHAN YANG TAU


Pagi itu udara sedikit mendung, cuaca pun terasa lebih dingin dari hari-hari biasanya. Hal ini membuat sebagian mahasiswa yang ada di sofiah kost tampak begitu malas bergerak dari tempat tidur mereka. Namun tidak bagi seorang mahasiswa yang bernama Bayu. Bayu Bramanthio, begitu nama lengkapnya.
Mendung di pagi itu seakan tak menyurutkan langkahnya untuk berangkat ke kampus. Dengan langkah pasti ia mengayunkan kakinya ke kampus tempat ia kuliah.
Sesampainya di kampus, kelihatan sekali bahwa pagi itu kampus masih terasa sangat sepi. Di depan hanya tampak dua orang cewek yang baru saja tiba. Rany dan Cindy, begitu orang-orang memanggil mereka. Ya… Inilah penyebab mengapa Bayu begitu semangat datang ke kampus. Bayu tengah mengagumi salah seorang dari mereka, yaitu Cindy. Gadis itu memang mempunyai senyum yang istimewa, dengan lesung pipit di pipnya. Lantas saja Bayu begitu memguminya. Sudah lama Bayu menyimpan rasa terhadap Cindy, namun ia takut mengungkapkan lantaran takut nggak diterima karena mereka sudah bersahabat akrab sejak SMA.
Tengah asyik melamunkan gadis manis berlesung pipit itu, tiba-tiba saja bayu disentakkan oleh sebuah tepukan di pundaknya.
“Hey bro… Bengong aja, pagi-pagi udah ngelamun, ntar kesambet loh” Kata seseorang yang ternyata Irfan, sahabat dekat Bayu di kampus.
“Eh elo Fan, ngagetin aja… Nggak kenapa-kenapa kok Fan cuma lagi suntuk aja, sepi kali ya kampus pagi ini? Pada kemana nih penghuninya?” Sahut Bayu yang masih saja memperhatikan Cindy dan seakan membohongi perasannya sendiri.
“Ntar juga pada datang anak-anak tu, paling sekarang mereka masih pada tidur, udah ah.. Naik yuk, kita kan di ruang 7 pagi ini” Ajak Ifan untuk naik ke lantai 3 tempat mereka bakal kuliah pagi ini.

Tanpa jawaban Bayu langsung aja beranjak mengikuti Irfan yang sudah lebih dulu bergegas pergi. Begitu lah keseharian yang dilalui Bayu sebagai pemuja rahasia Cindy.
Waktu terus berjalan, tanpa terasa sekarang sudah bulan November, Ya… Seminggu lagi Cindy ulang tahun, tepatnya tanggal 16 November. Hal ini tentu saja tidak akan lupa oleh Bayu. Jauh-jauh hari ia sudah memikirkan untuk mengunggapkan perasaannya terhadap Cindy, Malaikat penyemangatnya selama ini. Namun ia agak sedikit bingung memikirkan strategi dan cara apa yang bakal bisa menaklukkan hati Cindy.
Seminggu berlalu, Esok adalah ulang tahunnya Cindy. Kali ini Bayu nggak bingung lagi apa yang akan ia lakukan untuk menyalurkan perasaannya. Semua sudah ia siapkan dari seminggu yang lalu.
Pas di hari ulang tahunnya Cindy, Bayu nggak kelihatan. Ternyata ia sengaja datang terlambat. Begitu rencana yang ingin ia lakukan.

Tak lama berselang, Bayu pun tiba di acara ulang tahunnya Cindy, dengan kado yang terbungkus di tangannya. Tampak olehnya Irfan dan Cindy tengah duduk berdua di meja sudut. Bayu pun menghampiri kedua temannya tersebut.
“Selamat ulang tahun ya Cin, Moga panjang umur dan sukses selalu” Ucap Bayu sembari menyalami Cindy
“Amin.. Makasih ya Bay” Jawab Cindy singkat
“Eh Bay, kok lo baru nongol? Kemana aja?” Kata Irfan yang baru ngeliat Bayu datang
“Sorry bro, gue da perlu tadi, makanya agak telat datangnya” Sahut bayu mengeles
“Ya udah, nggak pa-pa kok, yang penting lo udah mau datang ke acara ulang tahunku” Kata Cindy
“Ya kalo soal itu mah gue pasti datang lah Cin, eh gue ke belakang dulu bentar ya” Kata Bayu yang sengaja ingin menyiapkan semuanya buat ngungkapin perasaannya pada Cindy.
“Masa cepet amat lo mau kesana Bay, lo nggak mau ngucapin selamat dulu ama kita?” Ucap Irfan
“Selamat untuk apa? Kan tadi udah sama Cindy” Tanya aku yang agak sedikit bingung
“Kami baru jadian loh Bay” Jawab Cindy singkat
Bayu terdiam, jantungnya terasa berdetak lebih kencang. Usaha yang selama ini ia lakukan kandas di tangan sahabatnya sendiri. Sia-sia dengan apa yang sudah ia persiapkan jauh-jauh hari sebelumnya. Hatinya serasa dicabik-cabik oleh kedua temannya tersebut. Kecewa, ya.. itulah yang Bayu rasakan saat ini.
“Hey lo kenapa? Bengong aja, nggak seneng ya temen lo jadian?” Tiba-tiba suara Irfan menyentakkan lamunan Bayu
“Seneng kok, Selamat ya, ya udah gue ke belakang dulu” Ujar Bayu singkat dengan sedikit senyum kebohongan di mulutnya.

Langkah gontai dengan semangat patah bayu menuju ruang belakang. Hatinya menangis dengan kenyataan yang nggak ia duga sama sekali. Kado yang bawa nggak tau harus kemana ia letakkan. Perasaan yang terpendam nggak tau harus ke siapa ia ungkapkan.
Kecewa.. Cuma itu yang ia rasakan saat ini. Dalam hati Bayu bergumam, “Mungkin memang ini jalanku”



Tidak ada komentar:

Posting Komentar