KITA LELAH
Bila aku menang, bila aku
berhasil, bila lemariku penuh dengan piala dan brankasku sudah tidak muat di
isi uang, aku masih tidak begitu senang, sebab semua itu tidak senikmat di
marahi kamu. Sekarang berbeda. Mungkin aku tidak setegas kamu menegur aku saat
aku menegur diri sendiri.
Aku tidak bisa mati dengan
menahan nafas, demikian tak lupa dengan menahan sesal. Aku sedah banyak membaca
buku, aku sudah menelan air laut berkali-kali, aku membunuh nyamuk, tetapi
masih saja kamu yang aku cinta. Entah siapa-siapa saja yang sudah bosan
mendengar ini, mungkin tinggal cermin saja yang masih semangat.
Bila kita harus berakhir,
biat Tuhan saja yang ketuk palunua. Bukan mereka yang sudah marah, atau kita
yang sudah lelah. Atau jika aku mati lebih dulu. Kamu boleh menangis dan
melihat orang yang kamu cinta adalah manusia seratus persen. Aku bukan
malaikat, bukan Tuhan, tetapi bukan setan yang mencelakakan, melainkan cinta
yang tersimpan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar