Senin, 31 Oktober 2011

Pemerataan dan kualitas pendidikan di indonesia

PEMERATAAN DAN KUALITAS PENDIDIKAN DI INDONESIA 

 

 

 

kualitas pendidikan di Indonesia saat ini sudah  sangat memprihatinkan :(. Saat ini yang kita rasakan adalah ketertinggalan didalam mutu pendidikan. Baik pendidikan yang formal maupun pendidikan yang informall. Pendidikan adalah penopang untuk meningkatkan sumber daya manusia untuk pembangunan bangsa kita. Seharusnya kita sebagai warga Indonesia mampu meningkatkan sumber daya manusia di Indonesia agar kita tidak kalah bersaing dengan negara-negara lainnya.




Masalah dalam mutu peningkatan pendidikan adalah rendahnya mutu pendidikan di berbagai jenjang pendidikan baik yang formal maupun yang informal. Adapun masalah – masalah yang mempngaruhi mutu pedidikan di Indonesia antara lain :       
a. keterbatasan daya tampung
b. kerusakan sarana dan prasarana
c. kurangnya tenaga pengajar
d. dan keterbatasan anggaran.


Rendahnya mutu pendidikan yang menghambat penyediaan sumber daya manusia yang mempunyai keahlian dan keterampilan untuk memenuhi pembangunan bangsa di berbagai bidang. Keterbatasan daya tampung sangat berpengaruh dalam pemerataan pendidikan di Indonesia. Banyak sekolah di Indonesia yang memiliki daya tampung tidak seimbang dengan jumlah murid yang diterima saat penerimaan murid baru. Hal ini mengakibatkan proses belajar mengajar menjadi kurang maksimal. Minimnya sarana yang ada juga cukup berpengaruh. Pemerataan pendidikan terutama di daerah tertinggal, sangat memerlukan adanya peningkatan di bidang sarana dan prasarana. Sarana dan prasarana ini sangat penting perannya dalam proses belajar mengajar.


  Masalah pendidikan di Indonesia ini sudah  sangat mengkhawatirkan. Jadi Kita semua sebagai warga negara harus memperdulikan kualitas pendidikan di negara kita ini :) . 

Minggu, 30 Oktober 2011

Masalah Sosial ( PERJUDIAN )

PERJUDIAN

Judi, merupakan salah satu bentuk penyakit masyarakat (Pekat) yang selalu muncul dan sulit hilang dari masa ke masa. Mulai dari judi ala tradisional, seperti togel sampai dengan judi via SMS bahkan online di dunia maya. Praktek perjudian dari berbagai sisi dipandang berdampak negatif. Namun disisi lain ada pihak-pihak tertentu yang menunjukkan bahwa keuntungan judi dapat memberikan kontribusi bagi pembangunan. Diberbagai negara asing ada yang melegalkan perjudian dan mengambil pajak yang besar dari bisnis judi tersebut. Ide melegalkan perjudian pun pernah bergulir beberapa tahun silam di dalam negeri, yaitu di Pulau Seribu. Namun, terlepas dari keuntungan yang luar biasa, dampak negatif judi lebih besar dibandingkan dampak positifnya.
Maraknya judi di masyarakat jelas akan merusak berbagai sistem sosial masyarakat itu sendiri. Ironisnya, di Indonesia para penjudi ini didominasi oleh kalangan menengah kebawah yang kehidupan ekonominya pas-pasan. Namun demi mengadu nasib dan peruntungan, sedikit demi sedikit uang didompet habis, kemudian harta benda dijual, rumah dan tanah digadaikan bahkan ada kasus sang anak dan istri pun dijadikan taruhan guna membayar hutang-hutang dari kekalahan judinya. Judi bisa dimulai dari ikut-ikutan, penasaran atau memang mengadu nasib yang didasari kemalasan karena menganggur tetapi ingin cepat kaya dengan cara yang instan.
Ada yang memulainya karena mendengar teman atau tetangganya menang judi togel. Keinginan untuk beli judi togel semakin kuat ketika tahu tetangganya tersebut dengan uang sedikit dapat untung berlipat ganda. Walaupun sekali, dua kali tidak dapat, rasa penasaran dan mimpi dapat uang banyak tanpa bersusah payah menjadi cambuk semangat yang luar biasa, sehingga tiada henti untuk mencoba sampai akhirnya menang atau kemiskinan yang diraih. Walaupun menang, pasti hasilnya akan dipertaruhkan dimeja judi itu lagi, bahkan sebagian menghabiskannya ditempat prostitusi dan beli narkoba.
Kebiasaan judi disamping menimbulkan masalah sosial, seperti penyebab kemiskinan, perceraian, anak terlantar dan putus sekolah dan membudayakan kemalasan, juga bersifat kriminogen, yaitu menjadi pemicu untuk terjadinya kejahatan yang lain.